Pengertian Kompas.
Salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk menetapkan arah haluan kapal, dan juga untuk menentukan arah baringan suatu target sasaran
Prinsip Kerja Kompas.
Prinsip kerja kompas magnit identik dengan prinsip kerja dengan sebuah magnet batang, yaitu : Apabila batang magnet berdiri bebas maka batang magnet tersebut akan mengarah ke arah kutub-kutubnya. Contohnya : bila sebuah batang magnet diikat benang di bagian tengah sehingga seimbang, kemudian benang tersebut diangkat sehingga batang magnet akan tergantung (tergantung bebas), maka ujung - ujung dari batang magnet tersebut akan menunjuk ke arah kutub-kutubnya.( U – S ).magnet.
Cara Pengoperasian.
Untuk Menentukan Arah Haluan Kapal :
Letakkan kompas tepat ditengah-tengah kapal sejajar dengan garis lunas kapal (grs layar ), dekat dengan kemudi kapal.
Kemudian tentukan arah haluan kapal yang akan dituju.( sesuai dgn G.H. diatas peta laut ).
Putar kemudi kapal kekiri atau kekanan seiring dengan pergerakan arah haluan kapal yang dituju.
Baca arah haluan kapal dengan cara melihat derajat pada mawar pedoman kompas yang berimpit dengan garis layar.
Membaring benda di darat.
Persiapkan alat-alat baring, antara lain :
Kompas magnet
Pesawat Penjera Celah benang dan azimuth Circle.
Baringlah target sasaran dengan menggunakan alat pembaringan.
( pembahasan cara pengoperasian lihat pada prosedur pengoperasian Pesawat Penjera Celah benang ).
Aplikasi Kompas.
Haluan yang dikemudikan pada pedoman magnit untuk kapal besi, adalah Haluan Pedoman (HP) dan Baringan yang diperoleh dari pedoman baringnya, adalah Baringan Pedoman (BP), sedangkan pada kapal kayu adalah Haluan Magnetis (HM) dan baringannya adalah Baringan Magnetis (BM)
Garis haluan yang ditarik diatas peta, adalah Haluan Sejati (HS) dan baringannya, adalah Baringan Sejati setelah di koreksi dengan Variasiasi dan Deviasi(BS).misalnya :
HS = HM + Var.
HS = HP + ST.
Hasil baringan dari pedoman baring, jika ingin dilukiskan di peta harus diubah terlebih dahulu menjadi BS, dengan menggunakan rumus :
Salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk menetapkan arah haluan kapal, dan juga untuk menentukan arah baringan suatu target sasaran
Prinsip Kerja Kompas.
Prinsip kerja kompas magnit identik dengan prinsip kerja dengan sebuah magnet batang, yaitu : Apabila batang magnet berdiri bebas maka batang magnet tersebut akan mengarah ke arah kutub-kutubnya. Contohnya : bila sebuah batang magnet diikat benang di bagian tengah sehingga seimbang, kemudian benang tersebut diangkat sehingga batang magnet akan tergantung (tergantung bebas), maka ujung - ujung dari batang magnet tersebut akan menunjuk ke arah kutub-kutubnya.( U – S ).magnet.
Cara Pengoperasian.
Untuk Menentukan Arah Haluan Kapal :
Letakkan kompas tepat ditengah-tengah kapal sejajar dengan garis lunas kapal (grs layar ), dekat dengan kemudi kapal.
Kemudian tentukan arah haluan kapal yang akan dituju.( sesuai dgn G.H. diatas peta laut ).
Putar kemudi kapal kekiri atau kekanan seiring dengan pergerakan arah haluan kapal yang dituju.
Baca arah haluan kapal dengan cara melihat derajat pada mawar pedoman kompas yang berimpit dengan garis layar.
Membaring benda di darat.
Persiapkan alat-alat baring, antara lain :
Kompas magnet
Pesawat Penjera Celah benang dan azimuth Circle.
Baringlah target sasaran dengan menggunakan alat pembaringan.
( pembahasan cara pengoperasian lihat pada prosedur pengoperasian Pesawat Penjera Celah benang ).
Aplikasi Kompas.
Haluan yang dikemudikan pada pedoman magnit untuk kapal besi, adalah Haluan Pedoman (HP) dan Baringan yang diperoleh dari pedoman baringnya, adalah Baringan Pedoman (BP), sedangkan pada kapal kayu adalah Haluan Magnetis (HM) dan baringannya adalah Baringan Magnetis (BM)
Garis haluan yang ditarik diatas peta, adalah Haluan Sejati (HS) dan baringannya, adalah Baringan Sejati setelah di koreksi dengan Variasiasi dan Deviasi(BS).misalnya :
HS = HM + Var.
HS = HP + ST.
Hasil baringan dari pedoman baring, jika ingin dilukiskan di peta harus diubah terlebih dahulu menjadi BS, dengan menggunakan rumus :
BS = BM + Var.
BS = BP + St
BM = BP + Dev.
St = Var + Dev.
Pada nilai variasi perhatikan perubahan tahunan variasinya, sedangkan
untuk nilai deviasi perhatikan deviasi pedoman kemudi pada daftar deviasi untuk
haluan yang bersangkutan.
Untuk keperluan pengemudian kapal.
Bulatkanlah selalu nilai haluan (0,50) keatasdibulatkan menjadi 10 dan dibawah 0,50 dihilangkan contoh :
23,60 menjadi 240 ; 23,40 menjadi 230
Aplikasi Deviasi Kompas.
Deviasi = sudut antara Utara Magnit dan Utara Pedoman
- Nilai deviasi (+) atau Deviasi (T)bila UP dikanan UM
- Nilai deviasi (-) atau Devi (B)bila UP dikiri UM.
Sembir = sudut antara US dan UP
- Nilai sembir (+) atau Sembir (T)bila UP dikanan US
- Nilai sembir (-) atau Senbir (B) bila UP dikiri US
Sifat-sifat magnit :
Memiliki gaya tarik menarik atau tolak menolak terhadap logam bermagnit lainnya (baja dan besi).
Kekuatan terkuat gaya tarik menarik magnet terdapat pada ujung-ujung magnit batang.
Ujung-ujung magnit batang diberi nama kutub. Kutub utara dan kutub selatan, karena ujungnya selalu mengarah ke kutub-kutub bumi.
Kutub senama akan saling tolak menolak dan kutub tidak senama akan tarik menarik.
Syarat-syarat piringan pedoman yang baik :
1. Harus ringan, sungkup piringan pedoman bagian
Untuk keperluan pengemudian kapal.
Bulatkanlah selalu nilai haluan (0,50) keatasdibulatkan menjadi 10 dan dibawah 0,50 dihilangkan contoh :
23,60 menjadi 240 ; 23,40 menjadi 230
Aplikasi Deviasi Kompas.
Deviasi = sudut antara Utara Magnit dan Utara Pedoman
- Nilai deviasi (+) atau Deviasi (T)bila UP dikanan UM
- Nilai deviasi (-) atau Devi (B)bila UP dikiri UM.
Sembir = sudut antara US dan UP
- Nilai sembir (+) atau Sembir (T)bila UP dikanan US
- Nilai sembir (-) atau Senbir (B) bila UP dikiri US
Sifat-sifat magnit :
Memiliki gaya tarik menarik atau tolak menolak terhadap logam bermagnit lainnya (baja dan besi).
Kekuatan terkuat gaya tarik menarik magnet terdapat pada ujung-ujung magnit batang.
Ujung-ujung magnit batang diberi nama kutub. Kutub utara dan kutub selatan, karena ujungnya selalu mengarah ke kutub-kutub bumi.
Kutub senama akan saling tolak menolak dan kutub tidak senama akan tarik menarik.
Syarat-syarat piringan pedoman yang baik :
1. Harus ringan, sungkup piringan pedoman bagian
bawahnya harus licin.
Tidak memiliki kesalahan kolimasi.
2. Pembagian derajatnya harus jelas, sehingga
Tidak memiliki kesalahan kolimasi.
2. Pembagian derajatnya harus jelas, sehingga
mudah dibaca dan dibuat secara
teratur.
3. Besarnya piringan pedoman harus seimbang
3. Besarnya piringan pedoman harus seimbang
dengan besarnya ketel pedoman.
4. Piringan pedoman harus tenang namun peka.
5. Waktu ayun piringan pedoman harus cukup
4. Piringan pedoman harus tenang namun peka.
5. Waktu ayun piringan pedoman harus cukup
besar, yaitu minimum 14” agar tidak
terjadi
sinkronisasi dengan olengan kapal.
Cara memeriksa kepekaan piringan pedoman :
Putar piringan pedoman ke kanan +/- 30° dari kedudukan seimbang semula.
Lepaskan dan kemudian baca penyimpangan sudut pada sisi lainnya.
Ulangi dengan arah berbeda, yaitu putar piringan pedoman kekiri.
Bila hasil penyimpangan pada kedua sisi sama atau berselisih ½° berarti piringan pedoman cukup peka .
Syarat ketel pedoman yang baik :
Ketel pedoman tidak boleh mengandung magnit.
Pada saat kapal dalam keadaan diam, maka tutup kaca bening dibagian atas harus dalam keadaan datar.
Posisi ketel pedoman tidak boleh menyentuh bagian-bagian pedoman lain, sehingga setiap saat bagian-bagian dalam pedoman dapat mengayun dengan bebas.
Semat atau pasak pedoman harus benar-benar terpasang vertical ditengah-tengah ketel pedoman.
Tuas untuk menempatkan pesawat baring harus tepat dititik pusat mawar pedoman/piringan.
Garis layar tepat pada bidang lunas linggi kapal.
Cara memeriksa ketepatan garis layar :
Buatlah sebuah tonggak dan berdirikan dibidang lunas linggi didepan pedoman pada jarak yang cukup, misalnya diujung haluan.
Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah penunjukkan skala derajat oleh garis layar.
Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.
Perawatan pedoman zat cair meliputi :
Bila terjadi gelembung udara cukup banyak atau kedudukan piringan pedoman berubah, cara perawatannya :
a. Lepaskan pedoman dari rumah pedoman.
b. Letakan ketel pedoman pada tempat yang rata.
c. Buka bagian penyumbatnya (penutup/prop) dengan cara diputar.
d. Keluarkan cairan melalui prop, namun bila hanya terjadi gelembung udara cukup banyak dengan menambahkan campuran alcohol (70 %) dan air sulingan(30 %) melalui lubang pengrluaran/prop tersebut.
e. Setelah cairan dikeluarkan, selanjutnya buka sekrup-sekrup yang berada pada tutup ketel pedoman.
f. Perbaiki bagian-bagian yang rusak atau aus dan ganti bila perlu.
g. Setelah selesai perbaikan, tutup kembali kaca
Cara memeriksa kepekaan piringan pedoman :
Putar piringan pedoman ke kanan +/- 30° dari kedudukan seimbang semula.
Lepaskan dan kemudian baca penyimpangan sudut pada sisi lainnya.
Ulangi dengan arah berbeda, yaitu putar piringan pedoman kekiri.
Bila hasil penyimpangan pada kedua sisi sama atau berselisih ½° berarti piringan pedoman cukup peka .
Syarat ketel pedoman yang baik :
Ketel pedoman tidak boleh mengandung magnit.
Pada saat kapal dalam keadaan diam, maka tutup kaca bening dibagian atas harus dalam keadaan datar.
Posisi ketel pedoman tidak boleh menyentuh bagian-bagian pedoman lain, sehingga setiap saat bagian-bagian dalam pedoman dapat mengayun dengan bebas.
Semat atau pasak pedoman harus benar-benar terpasang vertical ditengah-tengah ketel pedoman.
Tuas untuk menempatkan pesawat baring harus tepat dititik pusat mawar pedoman/piringan.
Garis layar tepat pada bidang lunas linggi kapal.
Cara memeriksa ketepatan garis layar :
Buatlah sebuah tonggak dan berdirikan dibidang lunas linggi didepan pedoman pada jarak yang cukup, misalnya diujung haluan.
Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah penunjukkan skala derajat oleh garis layar.
Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.
Perawatan pedoman zat cair meliputi :
Bila terjadi gelembung udara cukup banyak atau kedudukan piringan pedoman berubah, cara perawatannya :
a. Lepaskan pedoman dari rumah pedoman.
b. Letakan ketel pedoman pada tempat yang rata.
c. Buka bagian penyumbatnya (penutup/prop) dengan cara diputar.
d. Keluarkan cairan melalui prop, namun bila hanya terjadi gelembung udara cukup banyak dengan menambahkan campuran alcohol (70 %) dan air sulingan(30 %) melalui lubang pengrluaran/prop tersebut.
e. Setelah cairan dikeluarkan, selanjutnya buka sekrup-sekrup yang berada pada tutup ketel pedoman.
f. Perbaiki bagian-bagian yang rusak atau aus dan ganti bila perlu.
g. Setelah selesai perbaikan, tutup kembali kaca
penutup bagian atasnya dan sekrup
yang rapih.
h. Isi kembali cairan alcohol dan air melalui prop,
h. Isi kembali cairan alcohol dan air melalui prop,
dan usahakanlah sampai penuh,
selanjutnya prop
ditutup.
i. Cek terlebih dahulu apakah masih terdapat
i. Cek terlebih dahulu apakah masih terdapat
gelembung udara dalam ketel tersebut
atau tidak ?
Bila tidak, kencangkan prop tersebut.
j. Kembalikan ketel pedoman pada rumah pedoman.
Agar piringan pedoman di kapal tetap pada posisi
j. Kembalikan ketel pedoman pada rumah pedoman.
Agar piringan pedoman di kapal tetap pada posisi
mendatar, maka perlu diberi cincin
kardanus.(cincin lenja ).
Benda-benda besi/baja, benda bermagnit atau alat-alat listrik disekitar kompas harus disingkirkan untuk menghindari pengaruh penunjukkan pedoman.
Bila pedoman tidak dipergunakan, tutuplah dengan rapih.( terpal )
Lakukan pengecekan dengan cara melakukan pembaringan dua benda yang terdapat di peta dan diketahui arah sejatinya.
Bila penunjukkan arah terlalu besar lakukan penimbalan, yaitu memasang dan mengatur letak batangan parameter disekitar dinding luar ketel pedoman sambil membaring.
Namun bila masih terdapat keragu-raguan mengenai arah penunjukkan pedoman atau kepekannya maka perlu dibawa ke bengkel khusus untuk perbaikan lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar